Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman Pemerolehan Bahasa Anak Melalui Tayangan Youtube

 

ilustrasi menonton HP

Hari-hari ini saya takjub sekaligus gemas dengan tingkah laku si kecil, Ziyan. Memasuki usia dua setengah tahun, banyak perkembangan baik psikis maupun motorik. Namun satu hal yang menarik perhatian saya kali ini adalah kebahasaannya.

Saya pun menemukan hasil penelitan dari Jurnal Edukasi Sumba yang ditulis oleh Yuliana Sesi Bitu yang berjudul "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa Kedua". Bahasa kedua dalam hal ini adalah bahasa Indonesia (karena bahasa pertamanya adalah bahasa sehari-hari/bahasa Jawa).

Jadi menurut jurnal tersebut, di antara faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua yaitu pertama dari pengajaran bahasa, dan kedua dari pemerolehan bahasa. Pengajaran bahasa itu mengacu pada penguasaan bahasa dengan sadar. Adapun pemerolehan bahasa mengacu pada penguasaan bahasa secara tidak sadar atau secara alamiah.

Faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak

Pertama, usia. Usia balita adalah usia emas dalam pemerolehan bahasa, sehingga pada masa ini harus benar-benar dioptimalkan agar pemerolehan bahasa anak dapat maksimal.
Kedua, lingkungan dan kebiasaan. Lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam proses pemerolehan bahasa kedua.  Dalam hal ini, lingkungan/orang terdekat mempengaruhi anak dalam menambah kosakata atau memperoleh bahasa.

Saya menulis ini berdasarkan pengalaman Language Acquisition/ Pemerolehan Bahasa Ziyan.
Sejak Ziyan berusia 2 bulan, seingat saya, dia sudah mampu mengucapkan beberapa konsonan dan vokal. Videonya sempat pernah saya unggah di channel Youtube saya disini, hehe.


Menurut saya, keluarga dan tetangga sekitar menjadi faktor utama, karena suka mengajak Ziyan berbicara sejak dini. Jadi, meskipun sepertinya dia belum memahami apa yang dimaksud lawan bicara, tapi seakan-akan otaknya mampu merekam apa yang disampaikan orang lain.

Selain itu, kebiasan lain yang suka kami lakukan bersamanya adalah menayangkan video YouTube, mungkin mulai sekitar satu tahun berjalan. Ya, meskipun ini pro kontra, tapi bagi saya, ada manfaat dan peran penting menonton video dari layar, tentunya dengan pendampingan dan pengawasan orang tua ya.

Bapak Ziyan awal-awalnya mencoba menayangkan YouTube Bibo dan Mainan, channel YouTube yang berisi tentang mainan truk dan kendaraan besar. Saat menonton, kami ikut mendampingi dan memberitahu padanya tentang apa yang dilihatnya.
Lambat laun Ziyan menirukan peran seperti yang di channel YouTube Bibo dan mengeluarkan beberapa kata “Tolong aku.. “, atau “Awas.. ada bahaya”.

Semenjak itu, kami sebagai orang tua tersadar bahwa ternyata selama Ziyan menonton YouTube, dia juga mengamati dan merekam bahasa yang diucapkan di video. Setelah dia sudah cukup menguasai bahasa di permainan Bibo dan tampak terlihat bosan,  dari Youtube kids, Ziyan kami tontonkan channel Vlad and Niki (Petualangan kakak beradik dan keluarganya) hingga akhirnya, Ziyan juga mampu menambah lebih banyak kosakata dalam bahasa indonesia dan menirukan berbagai ekspresi dan body language kaget, marah, sedih, dan bahagia.

Sampai sekarang, kalau nonton YouTube, dia suka menanyakan apa yang dilihatnya (apabila belum tahu) kepada orang di sekelilingnya, termasuk menirukan suara tayangan itu. Hanya saja ini menjadi tugas orang tua dan pendamping Ziyan, supaya dalam menonton tetap diupayakan ada komunikasi dua arah, tidak melulu sepaneng menatap layar HP dengan bengong. Jika sudah dirasa bosan, bisa dicoba untuk diajak melakukan aktivitas lainnya, tanpa paksaan juga baiknya. Hehe

PR bagi kami sebagai orang tua, alhasil Ziyan seperti lebih menguasai bahasa kedua, yaitu Bahasa Indonesia dibandingkan Bahasa Pertama/mother languagenya, Bahasa jawa. Maka dari itu perlu kita biasakan tiap harinya untuk berbicara padanya menggunakan bahasa jawa.

Tentunya, dengan bahasa Jawa krama bukan?

Posting Komentar untuk " Pengalaman Pemerolehan Bahasa Anak Melalui Tayangan Youtube"